http://www.inkaikotadepok.blogspot.com

September 16, 2014

Karate Indonesia yang Membanggakan



Sembilan September adalah Hari Olah Raga Nasional (Haornas). Kita yang mungkin disibukkan dengan segala macam rutinitas tidak perlu dengan gempita merayakannya, hanya perlu menengok sesaat ke belakang. Melihat prestasi yang pernah dibuat atlet-atlet Indonesia. Salah satunya yang pernah ditorehkan oleh para atlet karate.
Karate memang bukan cabang olah raga asli Indonesia. Asalnya dari negara yang pernah menjajah bumi pertiwi, Jepang. Namun, bukan berarti pada saat zaman meraih kemerdekaan kita belajar karate.
Karate dikenal Indonesia setelah sejumlah mahasiswa Indonesia memperkenalkannya dan membuat dojo atau tempat latihan. 1964 Indonesia baru memiliki organisasi untuk cabang olah raga bela diri ini, yang dinamakan saat itu dengan PORKI (Persatuan Olah Raga Karate Indonesia). Perubahan nama terjadi pada 1972 dengan menjadi FORKI (Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia).


Memang olah raga karate tidak mendapat perhatian banyak orang, bila dibandingkan dengan sepak bola dan bulu tangkis. Akan tetapi, prestasi yang ditorehkan banyak yang mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.

Bila kita menengok sedikit ke belakang atau baru-baru saja adalah prestasi yang membanggakan atlet-atlet junior dan senior karate Indonesia di ajang Karate Basel Open Masters International Karate Tournament Switzerland, yang digelar pada 6-7 September 2014. Kejuaraan itu diikuti oleh 20 negara dengan 745 atlet yang didaftarkan.

Bersaing dengan 20 negara, Indonesia meraih sembilan emas. Sembilan! Medali emas paling banyak justru diraih oleh para atlet yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), sebuah modal yang sangat bagus dan tentu membanggakan.
Pada Agustus 2014, Karate kembali mengharumkan nama Indonesia. Kali ini di tingkat Asia di ajang 14th AKF Cadet, Junior, and U-21 Championship 2014 di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 8-10 Agustus. Memang hanya satu medali emas dan tujuh medali perunggu yang diraih tetapi Indonesia menduduki peringkat delapan dari 17 negara yang berpartisipasi.

Di tingkat Asia Tenggara di ajang SEA Games, karate bisa dikatakan langganan menyumbang emas untuk Indonesia. Contohnya saja saat SEA Games 2011, atlet-atlet Karate Merah Putih meraih 10 emas.
Bagaimana dengan di tingkat internasional? Setelah tadi sudah disinggung dengan prestasi yang terbaru, sebelumnya atlet-atlet senior juga pernah meraih prestasi yang membanggakan saat melakoni kejuaraan Finlandia Terbuka di Tampere pada 2013. Indonesia total mendapatkan enam emas. Raihan itu melebihi target yang ditetapkan PB FORKI yang hanya tiga emas.

Di tingkat Asia, atlet Indonesia juga membanggakan dengan hasil torehan dari Yulanda Asmuruf. Ia meraih medali emas di nomor kumite kelas 68 kg putri dalam kejuaraan Karate Asia (AKF) di Tashkent, Uzbekistan, pada 2012.
Semoga atlet-atlet karate Indonesia terus bisa membanggakan. Semoga bahan pemberitaan yang sempat menyatakan prestasi karateka Indonesia tidak menjadi kenyataan. Pemberitaan itu hanya berdasar kepada hasil yang kurang memuaskan di ajang Liga Primer Federasi Karate Dunia (WKF). Indonesia yang pada 2013 menjadi juara umum, pada 2014 justru tidak meraih satu pun medali emas. Tim Garuda hanya mempersembahkan dua perak dan 5 lima perunggu.

Diharapkan tentu hasil tersebut menjadi bahan untuk perbaikan (besar) pada masa depan. Semoga Indonesia terus berjaya di cabang olah raga Karate, bahkan sampai 15 tahun mendatang, bila melihat prestasi yang sudah diraih atlet-atlet junior di tingkat internasional.

Selamat Hari Olah Raga Nasional! Jangan pernah lupa dengan prestasi membanggakan yang pernah atlet-atlet kita. Namun, jangan juga lupa untuk memberikan yang terbaik untuk bangsa Indonesia pada masa depan.
Sumber:  http://sportsatu.com/