http://www.inkaikotadepok.blogspot.com

Juli 16, 2012

Karate Indonesia Tambah Satu Perunggu


Sunday, 15 July 2012 13:27
http://www.pbforki.org/images/stories/logo-logo_pbforki/beregu%20putri%20akf%20junior%202012%20515.jpgJAKARTA – Indonesia kembali menambah satu medali perunggu pada Kejuaraan Karate Asia (AKF) 12th AKF Junior & Cadet Championship 14-17 July 2012, di Tashkent, Uzbekistan. Prestasi itu ditorehkan trio junior kata putri Nawar Kautsar Mastura, Vina Aprilia, dan Ni Made Dwi Puspita Sari pada nomor kata beregu putri junior kemarin.

Perolehan medali di nomor junior ini termasuk minim. Dari sembilan nomor junior yang diikuti Indonesia, ternyata hanya satu nomor yang menghasilkan medali. Selebihnya, kandas di babak-babak awal.
Namun, hasil ini tetap lebih bagus dari perolehan nomor junior pada Kejuaraan Karate Asia di Quangzhou, China, tahun lalu. Saat itu, Indonesia hanya mampu menorehkan tiga medali perunggu di nomor kadet, sementara junior gagal menyumbangkan satu medali pun.
Karena itu, kesuksesan Nawar dkk perlu diapresiasi. Sebab, mereka mampu mencairkan kebekuan nomor junior di level Asia.

Trio kata beregu putri Indonesia itu merebut medali perunggu dengan perjuangan yang sangat berat. Setelah Nawar Kautsar dkk gagal pada semifinal lantaran ditundukkan trio kata beregu putri asal Iran, mereka mampu menunjukkan kualitasnya dengan mengalahkan tim kata beregu putri Kazakhstan pada repechage (peluang kedua) untuk merebut posisi ketiga.

Sayangnya, sukses itu tidak diikuti karateka-karateka junior lainnya. Di nomor kata perseorangan putri, Nawar harus mengakui kehebatan karateka Iran Rahmani Parisa yang menaklukkannya 3-2 pada pertandingan babak pertama. Begitu juga, karateka kata perseorangan putra Rakha Agung Suryandaru tak berdaya di tangan karateka Iran.
Hal sama menimpa enam karateka nomor kumite Jonathan Christian Bernard K. di kelas -68 kg putra, Gede Rizkiy Gustisa Wisnu (+76 kg), Muhammad Ryan Arifuddin (-76 kg), Ridho (-55 kg), Vina Aprilia (-53 kg putri), dan Claresta Taufan Kusumarina (-59 kg). Mereka juga tak berdaya di babak-babak  awal pertandingan.
”Peluang junior memang lebih sulit ketimbang kadet. Tapi, kami tetap puas karena mampu membawa pulang medali dari nomor junior,” ujar Pelatih Mursalim.

Yang jelas, dengan sukses itu, Indonesia kini mengumpulan satu medali perak dan empat perunggu. Tiga medali perunggu sebelumnya diraih Renaldy Pratama di kelas +70 kg putra, Ifka Widya Sari di nomor kumite -47 kg putri, dan Stanley Soegianto di nomor kata perorangan. Satu-satunya perak direbut Indonesia lewat karateka Feby Ramadhan Saputra (Kumite -63 kg/putra) pada pertandingan nomor kadet, dua hari lalu.
Indonesia sendiri memiliki peluang menambah perbendaharaan medali lewat aksi para karateka senior hari ini.  Tim karate Indonesia sendiri akan turun di enam nomor kumite perseorangan. Mereka adalah Imam Tauhid Ragananda (kumite kelas -55 kg putra),  Jintar Simanjuntak (kelas -67 kg), Hendro Salim (-84 kg), Martinel Prihastuti (-50 kg putri), Srunita Sari Sukatendel (-55 kg), dan Yulanda Asmuruf (-68 kg). Diharapkan beberapa dari mereka bisa menorehkan prestasi terbaik di ajang karate Asia tersebut.”Kami berharap salah satu dari mereka bisa menjadi yang terbaik di ajang itu. Kemungkinan terbesar memang di nomor-nomor kecil seperti Martinel dan Imam. Hanya, persaingan di kelas-kelas tersebut memang cukup berat biasanya diikuti banyak karateka,” ujar Manajer Tim Indonesia Djafar Djantang.Faktanya begitu. Rivalitas di kelas tengah ajang Asia ini sangat ketat. Di kelas Jintar -75 kg misalnya. Benar pada babak-babak awal peluangnya lolos sangat besar karena akan menghadapi karateka Tajikistan Dilovar Sharipov di babak pertama dan melawan karateka Uni Emirat Arab Ahmed Salim Basulaib pada babak kedua. Namun di babak berikut, peraih medali emas SEA Games 2012 Indonesia itu harus lebih ekstra waspada. Bahkan, kalaupun pada  semifinal, dia kemungkinan akan berhadapan dengan juara Asia tahun lalu asal Pakistan Jalbani Saadi Abbas. Karena itu, dia harus mampu menjaga performanya.

Begitu juga di kelas -68 kg putri, Yulanda harus mampu menjaga staminanya dengan baik. Sebab, persaingan di kelas ini juga tidaklah gampang. Sebut saja di babak pertama, dia langsung menghadapi lawan berat asal Hong Kong Chan Hau Yan. Bila berhasil lolos, dia juga akan menghadapi lawan berat, yakni pemenang duel karateka Kazakhstan Vlada Podmareva dengan Yulduz Turaeva (Tajikistan).
”Persaingan memang sangat berat. Tapi, jika mereka mampu bermain dengan fighting spirit tinggi, saya yakin mereka akan mampu menunjukkan kelasnya. Mudah-mudahan saja bisa mengatasi setiap lawannya dengan gemilang,” komentar pelatih kumite Zakarias Sogorom.
Sejauh ini, prestasi nomor kumite Indonesia di level Asia memang masih minim. Ketika tampil pada Kejuaraan Asia di Quangzhou pada 2011 misalnya, Indonesia hanya membukukan dua medali  perunggu dari total lima medali perunggu nomor senior. Prestasi itu disumbangkan Umar Syarief di kelas +84 kg dan Donny Dharmawan (-60 kg), sementara tiga perunggu lain berasal dari Faizal Zainuddin di kata perseorangan, kata beregu putra, dan kata beregu putri.

Kini Umar dan Donny tidak lagi tampil di ajang Asia ini. Umar berkonsentrasi dengan klub karatenya di Swiss, sementara Donny   tidak diikutkan karena tidak ikut dalam kejuaraan WKF Premier League 2012 Jakarta yang menjadi salah satu ajang seleksi kejuaraan karate di Uzbekistan.
”Kumite memang tidak sebagus peluang nomor kata. Apalagi, kata beregu putra yang akan tampil pada Selasa (17/7), punya kans besar meraih medali. Namun, kami tidak boleh menyerah dulu. Kami harus berusaha tampil maksimal untuk membuat prestasi membanggakan di nomor kumite,” kata Djafar.