Metrotvnews.com, Naypyidaw: Karateka senior Indonesia, Umar Syarief, membuktikan diri sebagai juara sejati di kelas kumite +84 kg. Karateka Indonesia yang bermukim di Swiss itu menjadi satu-satunya penyumbang medali emas Indonesia pada hari pertama penyelenggaraan cabang olahraga karate SEA Games XXVII 2013 Myanmar di Wunna Theikdi Indoor Stadium, Naypyidaw, Myanmar, Jumat (13/12).
Umar yang memakai sabuk biru sukses meraih emas SEA Games ke-8 di kelas berat setelah mengalahkan karateka Malaysia, Theebaan Govindasamy 1-0 di partai puncak kelas +84 kg. Poin itu ia dapatkan melalui pukulan ke arah dada Govindasamy.
Umar tampil agresif di putaran final nomor +84 kg. Setelah mendapatkan bye di babak perempatfinal, Umar dengan telak mengalahkan karateka Thailand Suthichai Takhieo dengan skor telak 8-0. Di final, Govindasamy yang punya gaya bertarung mirip dengannya, Umar bertarung dengan taktis dan sukses mengalahkan Govindasamy. Umar melakukan sujud syukur setelah pertarungan sebagai bentuk kegembiraan.
"Saya ingin tunjukkan bahwa inilah saya, walaupun saya tua, saya harus berprestasi dan saya persembahkan emas ini untuk anak saya yang sedang sakit di Swiss," kata karateka yang membuka dojo karate di Swiss itu
Kemenangan Umar mengobati kekecewaan tim karateka Indonesia yang tidak bisa mendapatkan medali emas di lima nomor pertandingan sebelumnya. Karateka Indonesia hanya mampu mengumpulkan 2 medali perak dan 3 perunggu.
Medali perak Indonesia disumbangkan Yulianti Syafrudin (kata perorangan putri) dan Wiwi Pertiwi (kumite +68 kg putri). Sedangkan medali perunggu disumbangkan oleh Faisal Zainuddin (kata perorangan putra), kata beregu putra dan kata beregu putri.
Kegagalan Indonesia merebut lebih dari satu medali emas di hari pertama cabang olahraga karate itu, menurut manajer karate, Djafar Djantang lebih karena keputusan kontroversial wasit di nomor kata beregu. Salah satunya di nomor kata beregu putra yang pada 3 SEA Games sebelumnya selalu memberikan emas bagi Indonesia.
"Sudah jelas sekali lawan kita melakukan kesalahan dan itu jelas terlihat dengan mata telanjang, tapi wasit tetap memberikan poin. Itu membuat kita jadi kalah," kata Djafar.
Ketua umum Pengurus Besar Federasi Karate-do Indonesia (PB Forki) Hendardji Supandji mengatakan, pihaknya sudah melayangkan surat protes kepada dewan wasit. Meskipun tidak bisa merubah hasil pertandingan, protes tersebut untuk menjaga netralitas wasit di pertandingan berikutnya.
"Setelah ini masih ada 9 nomor pertandingan lagi yang akan bertanding dan kami optimistis target juara umum masih bisa diraih," kata Hendardji. Malaysia kini memimpin cabor karate dengan 2 emas, 1 perak dan 3 perunggu. (Ghani Nurcahyadi
)